Ruang Redaksi – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA menghadiri Silaturahmi bersama Tokoh Lintas Agama Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan pada (16/11/2025).
Bertepatan dengan peringatan Hari Toleransi Internasional. Kegiatan ini menjadi momentum untuk meneguhkan toleransi, memperdalam pemahaman lintas iman, serta memperkuat kolaborasi kerukunan di Sulawesi Selatan.
Acara ini turut dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Agama RI, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Selatan, para Pemimpin Majelis-Majelis Agama, tokoh lintas agama, serta pejabat administrator lingkup Kanwil Kemenag Sulsel.
Dalam sambutannya, Prof. Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas karakter dan tradisi masyarakat Bugis-Makassar yang dinilai memiliki budaya harmoni yang kuat. Nilai baku ajar, baku cinta disebut menjadi modal sosial penting yang telah lama hidup dalam interaksi masyarakat.
“Sulawesi Selatan memiliki modal sosial yang kuat, karena masyarakatnya terbiasa hidup setara di tengah perbedaan,” ujar Menag.
Menag menegaskan bahwa penguatan kerukunan hanya dapat terjadi apabila masyarakat memahami tradisi keagamaan secara lebih mendalam.
Menurutnya, banyak konflik antarumat beragama muncul karena perbedaan istilah dan kosakata, bukan perbedaan inti ajaran.
“Semakin dalam kita memahami agama sendiri dan agama orang lain, maka semakin dekat kita dengan sesama. Banyak konflik bukan karena substansi, tetapi karena perbedaan kosakata,” ujarnya.
Menguatkan pesan Menag tersebut, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan perkembangan kerukunan yang terus menunjukkan tren positif. Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) Sulsel meningkat konsisten selama tiga tahun terakhir, di tahun 2022: 75,44, tahun 2023: 76,95, dan 2024: 79,04, lebih tinggi dari rata-rata nasional dan berada pada peringkat 9 nasional
Ali Yafid menjelaskan bahwa peningkatan ini merupakan hasil sinergi seluruh pemuka agama, majelis-majelis agama, FKUB, organisasi keagamaan, serta pemerintah daerah. Selama tahun 2025, Kanwil menjalankan berbagai program kerukunan yang mencakup dialog lintas agama dan budaya, peningkatan kapasitas moderasi beragama, penguatan sistem deteksi dini (EWS), hingga kampanye kerukunan berbasis digital.
“Peningkatan indeks kerukunan ini mencerminkan ekosistem harmoni yang sehat di Sulawesi Selatan. Ini buah dari sinergi semua pihak yang konsisten merawat kerukunan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa FKUB Provinsi Sulsel dan FKUB Kota Makassar berhasil masuk 3 besar nominasi Harmony Award 2025, sebagai pengakuan nasional atas efektivitas pembinaan kerukunan di daerah.
Di kesempatan yang sama, Ketua FKUB Provinsi Sulsel menegaskan pentingnya memperkuat persaudaraan lintas iman. Ia menerangkan bahwa seluruh manusia berasal dari satu rahim kemanusiaan dan karena itu memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kedamaian, saling menghormati, dan menjaga keberagaman.
Silaturahmi ini menegaskan kembali komitmen bersama antara pemerintah pusat, Kanwil Kemenag Sulsel, FKUB, dan pemuka lintas agama untuk menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai, toleran, dan rukun.
Menteri Agama menutup dengan penegasan bahwa kerukunan harus dijaga melalui dialog, pendidikan keagamaan yang kuat, dan keterbukaan untuk saling belajar. Pertemuan berakhir dengan harapan agar seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Selatan yakni pemerintah, pemuka agama, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum terus memperkuat sinergi dalam menjaga ketahanan kerukunan dan persaudaraan kebangsaan.




