Ruang Redaksi – Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dan petani turun tangan mengendalikan keganasan hama tikus, lewat Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus, kegiatan ini serentak dilakukan di area persawahan di Tumpiling, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
Luasan serangan hama tikus mencapai sekitar 160 hektar sawah, di mana para petani sering kali gagal tanam akibat bibit padi dimakan tikus.
Gerakan ini menjadi langkah nyata yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Polman bersama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam upaya menjaga ketahanan pangan lokal.
Gardal ini dilakukan mengingat serangan hama tikus yang berpotensi menyebabkan kerugian fatal hingga gagal panen.
Pemkab Polman dan Petani setempat basmi hama dengan metode pengemposan menggunakan alat fumigator dengan asap belerang untuk membunuh tikus di dalam sarangnya, terutama di area pra-tanam atau di lokasi yang terindikasi sarang aktif.
Dengan adanya kegiatan ini, hama tikus bisa berkurang sehingga petani dapat menanam bibit tampa gangguan hama tikus.
Salah seorang petani, Baharuddin, mengatakan gangguan hama tikus sering terjadi setiap tahunnya, namun dengan adanya kegiatan Gerdal yang dibuat oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan membuat petani sedikit lebih tenang.
“Sebelum ada gerakan seperti ini, bibit padi yang kita tanam habis dimakan tikus, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat khususnya bagi petani karena pasti bibit padi kami sudah tidak diganggu lagi,” kata Baharuddin, kepada wartawan.
Menurutnya, Serangan hama tikus di wilayah ini sangat merugikan petani, bahkan mereka terkadang harus menanam bibit padi hingga dua kali lantaran habis dimakan tikus.
“Kalau tidak dibasmi seperti ini kadang kita gagal panen karena bukan hanya bibit saja yang dia makan tetapi hingga panen tikus terus memakan tanaman padi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Distanpan Polman, Muhammad Yunus mengatakan kegiatan seperti ini akan rutin dilakukan disetiap wilayah lantaran pengendalian sejak dini, terutama pada fase pra tanam sangat penting dilakukan untuk keberlangsungan tanaman padi.
“Pengendalian OPT tikus sangat mendesak dilakukan pada masa pra-tanam. Jika tidak segera dikendalikan, populasi awal tikus yang bersarang di lubang-lubang aktif akan meningkat drastis dan berpotensi merusak seluruh pertanaman,” ujarnya
Dalam Gerdal ini, ratusan hama tikus berhasil dibasmi di lahan persawahan. Namun menurut Muhammad Yunus, gerakan ini perlu diintensifkan agar sawah petani terhindar dari serangan tikus.
Selain itu, Muhammad Yunus juga mengatakan bahwa Gerdal ini bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo.
“Kita kan ada program nasional swasembada pangan. Bagaimana kita bisa mewujudkan swasembada pangan kalau lahan produksi petani masih diserang hama terutama tikus. Jadi langkah ini menjadi sangat penting untuk mendukung program nasional itu,” jelasnya.
Pelaksanaan Gerdal ini diharapkan mampu menekan populasi dan tingkat serangan OPT tikus secara signifikan, sehingga tanaman padi petani dapat berproduksi secara maksimal.
Dinas Pertanian juga terus mengimbau petani untuk menjaga sanitasi lahan, melakukan tanam serempak, dan rutin melakukan monitoring agar setiap ancaman serangan dapat ditangani sesegera mungkin.




