Ruang Redaksi — Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, internet kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Tidak hanya mempermudah komunikasi dan akses informasi, internet juga membuka ruang luas bagi dunia pendidikan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Namun di balik manfaat besar tersebut, tersimpan pula tantangan besar berupa penyalahgunaan dan kecanduan digital, terutama di kalangan generasi muda.

Bentuk kepedulian terhadap fenomena tersebut, Telkom Witel Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) menggelar workshop literasi digital bertajuk “Internet Cerdas: Tetap Aman dengan Gen Alpha”, di Hotel Khas Makassar, Selasa (14/10/2025).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulsel dan Telkom Witel Sulbagsel melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom.

Workshop ini diikuti oleh sekitar 400 siswa SD kelas VI, 200 siswa SMP, serta 40 guru pendamping dari berbagai sekolah di Kota Makassar. Kegiatan juga menghadirkan para pakar teknologi informasi, narasumber profesional, dan praktisi pendidikan yang berkompeten di bidang literasi digital.

Melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif, peserta diajak memahami pentingnya etika digital, keamanan siber, serta cara melindungi diri dari konten negatif dan ancaman online.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Muhammad Jufri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata upaya mitigasi dampak negatif internet di kalangan pelajar.

“Kegiatan seperti ini adalah bentuk mitigasi yang konkret, bukan hanya sekadar teori, tapi juga pembekalan keterampilan praktis dalam berinternet secara sehat dan aman,” ujar Dr. Muhammad Jufri.

Ia menambahkan, generasi Alfa—yang tumbuh di era serba digital—harus dibekali dengan kemampuan literasi digital sejak dini agar mampu menyaring informasi dan terhindar dari hoaks serta cyberbullying.

Sementara itu, GM Witel Sulbagsel, Eri Susanto, menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung literasi digital bagi pelajar. Menurutnya, kemampuan memanfaatkan internet secara produktif merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat digital yang beretika.

“Kami ingin anak-anak Indonesia, khususnya di Makassar, mampu memanfaatkan internet untuk hal-hal positif dan produktif, bukan sekadar hiburan,” ungkap Eri.

Workshop ini memiliki empat tujuan utama, yaitu meningkatkan kesadaran berinternet sehat, mengenali potensi bahaya digital, mengubah perilaku negatif menjadi positif, serta mendorong pemanfaatan internet untuk mendukung kreativitas dan pembelajaran.

Setelah kegiatan, para peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan digital di sekolah masing-masing. Mereka juga akan diminta untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dan melaporkan perubahan perilaku setelah mengikuti pelatihan.

Bagi guru pendamping, hasil workshop ini menjadi dasar dalam melanjutkan edukasi kepada siswa lain yang belum berpartisipasi, sehingga tercipta efek berantai yang berkelanjutan di lingkungan sekolah.