Polewali Mandar – Cuaca buruk melanda wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sejak beberapa hari terakhir hingga hari ini, Kamis (08/02/2025).
Hujan deras disertai angin kencang yang masih sering terjadi diwilayah ini mengakibatkan gelombang tinggi yang mengancam keselamatan para Nelayan.
Seperti Nelayan yang ada di pesisir Tonyamang, Kecamatan Polewali terpaksa tidak melaut, lantaran takut dengan cuaca ekstrim.
Gelombang laut dapat meluap hingga ke dermaga dengan ketinggian mencapai sekitar 1 hingga 2 meter.
Saat cuaca buruk para nelayan diwilayah ini berjaga-jaga di sekitar perahu, mereka menyangga perahu bahkan mengangkat perahunya ke dataran yang lebih tinggi agar perahu mereka tidak terseret ombak.
Mereka khawatir ganasnya ombak bisa merusak perahu nelayan terutama saat gelombang tinggi melanda pada malam hari.
Salah seorang Nelayan, Sahabuddin, mengatakan, saat cuaca buruk terjadi ia sedang berada ditengah laut, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ia memutuskan untuk pulang.
“Tadi saya sementara melaut, tetapi saya liat ada angin kencang dan awan mulai gelap makanya saya pulang, ketinggian ombak sampai 1.5 meter. Saya langsung pulang karena gelombang sudah tinggi, apalagi perahu saya kecil saya takut kalau di hantam ombak bisa bisa perahu saya terbalik,” kata Sahabuddin, saat ditemui, Sabtu (08/02/2025).
Menurutnya, ketinggian gelombang diwilayah tersebut bervariasi, kecepatan angin juga sangat mempengaruhi tinggi gelombang.
“Ketinggian gelombang itu tergantung kencangnya angin semakin kencang semakin tinggi gelombang biasanya mencapai 3 meter,” tambahnya.
Ia menjelaskan, kondisi cuaca buruk ini sudah terjadi selama dua hari, akibatnya hasil tangkapan ikan nelayan menjadi berkurang.
“Sudah ada dua hari cuaca begini, sangat mempengaruhi hasil tangkap nelayan, biasanya kalau begini kurang tangkapan, karena kita hanya beberapa meter saja dari bibir pantai untuk mencari ikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, ia terpaksa harus bekerja serabutan, sembari menunggu kondisi cuaca normal kembali.
“Kalau tidak melaut kita perbaiki perahu atau alat tangkap ikan, terkadang juga kita ikut sama orang untuk kerja serabutan, terpaksa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,” jelasnya.