Ibu Hamil Di Polman Ditandu ke Puskesmas, Bayi Dalam Kandungan Meninggal

Ruang Redaksi – Nasib malang dialami oleh Sarina(23), warga Desa Puppuring, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Nyawanya bayi yang ada dalam kandungannya tak terselamatkan setelah berjuang mati-matian menuju fasilitas kesehatan.

Bayinya dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit Hajja Andi Depu Polewali. Kandungannya yang baru saja berusia enam bulan itu tidak terselamatkan setelah berjuang untuk mendapatkan pertolongan medis.

Bacaan Lainnya

Sarina ditandu oleh puluhan warga selama 5 jam perjalanan menuju Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lantaran terdapat keluhan pada janinnya.

Ia terpaksa ditandu menggunakan sarung dan bambu. Karena akses jalan diwilayah itu tidak bisa diakses kendaraan. Sementara fasilitas medis yang ada di Pustu daerah terpencil itu sangat terbatas sehingga bidan desa menyarankan untuk dibawa ke Puskesmas.

Puluhan warga secara sukarela bergantian membawa Sarina dari Desa Puppuring menuju lokasi yang bisa diakses kendaraan roda empat. Mereka harus melewati jalan ekstrim dan material longsor, bahkan mereka juga harus menyebrangi empat sungai agar bisa tiba ditujuan.

Penderitaan Sarina tidak berhenti sampai disitu, setelah tiba di Puskesmas, ia terpaksa harus kembali melanjutkan perjalanan lantaran kondisi bayi yang ada dalam kandungan semakin lemah, ia harus dirujuk ke Rumah Sakit menggunakan ambulance yang jaraknya puluhan Km.

Naas saat tiba di Rumah Sakit, Bayi Sarina tidak tertolong lagi, rasa lelah, kecewa sedih keluarga bercampur aduk saat melihat calon buah hati mereka tidak bisa diselamatkan.

Suami Sarina, Irham, mengatakan, jika saat itu istrinya belum waktunya untuk melahirkan, namun karena istrinya mengalami keluhan sehingga terpaksa dibawa ke Puskesmas.

“Usia kandungannya baru enam bulan, tetapi dia mengalami sesak nafas sehingga kami bawa ke Puskesmas, saat kita bawa ke Puskesmas detak jantung bayi masih ada tetapi karena perjalanan sangat sulit akhirnya bayinya meninggal,” kata Irham kepada wartawan, Sabtu (20/8/2025).

Menurutnya, ia tidak bisa memastikan apakah bayinya meninggal dalam perjalanan dari rumah ke Puskesmas atau dari Puskesmas ke Rumah Sakit.

“Saya kurang tau persis meninggalnya kapan, yang jelas setelah sampai disini (Rumah sakit) bayinya sudah tidak tertolong lagi,” ungkapnya.

Ia berharap, agar pemerintah bisa segera memperhatikan infrastruktur jalan yang ada diwilayah tersebut sehingga tidak ada lagi warga yang menjadi korban.

“Saya berharap istri saya menjadi pasien terakhir yang ditandu karena jalan rusak, karena kasihan pada masyarakat, kejadian ini sudah berulang kali,” harapnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *