Ruang Redaksi – Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat terus menggencarkan upaya pengendalian hama menjelang musim tanam padi.
Distanpan Polman bersama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan kelompok tani Mesa Kanne di Desa Tonrolima, melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus, pada Senin (17/11/2025).
Gerdal ini dilakukan dengan metode pengomposan menggunakan alat fumigator dengan asap belerang untuk membunuh tikus di dalam sarangnya, terutama di area pra-tanam atau di lokasi yang terindikasi sarang aktif.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Distampan Polman, Muhammad Yunus, mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah memastikan petani di Kecamatan Matakali bisa memulai musim tanam padi dalam kondisi aman dari ancaman hama tikus.
“Tikus ini termasuk hama utama di wilayah persawahan Matakali dan sering menyebabkan penurunan produksi. Karena itu, sebelum petani mulai menanam padi, kita lakukan pengendalian secara terpadu dan serentak.” kata Yunus kepada wartawan, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, periode sebelum tanam adalah waktu yang paling efektif untuk melakukan pengendalian hama pasalnya lubang dan sarang tikus lebih mudah ditemukan.
Dengan mengendalikan populasi tikus lebih awal kata Yunus bisa menekan serangan tikus sejak di persemaian dan fase awal pertumbuhan padi. Jika tikus dibiarkan, kerusakan bisa sangat besar, bahkan mengalami gagal tanam dan gagal panen.
“Dampaknya ini adalah ketika tidak dilakukan pengendalian, ini bisa menurunkan produktivitas pertanian khususnya tanaman padi karena petani biasa melakukan penghamburan lebih dari satu kali dan itupun masih biasa gagal panen bukan lagi sampai 50 persen bahkan bisa sampai tidak ada hasil sama sekali,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya kewalahan melakukan pembasmian hama tikus lantaran kekurangan alat, meski demikian pihaknya akan terus memasifkan Gerdal di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Polewali Mandar.
“Kami tadi kewalahan karena kekurangan alatnya, alatnya itu blower dan pengomposan pengendalian hama tikus menggunakan belerang disitu kita alatnya kurang. Padahal petani masih mau namun kami suruh tindak lanjuti nanti. Makanya kami tanya ada gak alatnya, kalau tidak ada petani bisa pinjam dari kecamatan lain agar bisa dilakukan secara mandiri oleh petani,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mesa Kanne, Nasruddin, mengatakan, serangan hama tikus diwilayah ini sangat fatal, bahkan petani pernah gagal panen selama empat kali berturut turut.
“Iya sering gagal panen gara-gara hama tikus bahkan pernah empat kali berturut-turut, karena hadirnya Dinas Pertanian membasmi tikus bersama ini sudah dua kali hasil panennya berhasil, jadi selama dua kali itu juga kita bisa panen, padahal selama ini gagal panen, karena hama tikus memang banyak disini bersarang di tanggul,” ujarnya.
Ia menjelaskan selama ini para petani membasmi hama tikus menggunakan racun namun upaya tersebut tidak maksimal.
“Sebelum Dinas Pertanian datang, petani hanya memberikan racun untuk membasmi tikus. Namun itu tidak maksimal. Setelah ada gerakan pembasmian tikus ini, kita jadi bisa panen, dan hasilnya meningkat,” jelasnya.
Mereka berharap kegiatan ini bisa di lakukan secara rutin, sehingga panen yang akan datang hasilnya bisa lebih maksimal.




