Polewali Mandar – Ditengah melimpahnya cadangan beras pemerintah (CBP), harga beras di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, justru semakin mahal.
Saat ini harga beras di pasaran mencapai Rp.410 ribu per 25 kilogram padahal sebelumnya hanya berkisar di harga Rp.350 ribu saja. Atau sekitar Rp14 ribu perkilogram naik menjadi Rp.16 ribu.
Kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak akhir Bulan Mei lalu, dalam waktu satu bulan terakhir, harga beras sudah mengalami kenaikan sekitar lima kali.
Sementara beras Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog yang biasanya disalurkan ke sejumlah toko untuk menstabilkan harga, justru menghilang dipasaran, beras SPHP sejak bulan Maret lalu tidak disalurkan kepasaran, padahal CBP untuk wilayah Polewali Mandar mencapai Rp19 ribu ton beras.
Menurut Pimpinan Cabang Perum Bulog Polman, Faris Sudirman, pihaknya masih menunggu arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait intervensi ke pasaran untuk pelaksanaan Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Untuk intervensi pasar kami perum Bulog masih menunggu penugasan dari Bapanas untuk melaksanakan kegiatan SPHP. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Bupati Polman dan Forkopimda Bupati Polman juga sudah bersurat ke Bapanas untuk mendorong beras SPHP dikeluarkan untuk intervensi pasar yang mengalami kenaikan harga beras,” kata Faris saat ditemui di Kantor Perum Bulog Polman.
“Terakhir kami salurkan bulan Maret, sampai sekarang belum ada penugasan selanjutnya,” tambahnya.
Meski demikian kata Faris, pihaknya akan segera menyalurkan bantuan pangan kepada warga untuk mengurangi dampak kenaikan harga beras yang di rasakan oleh warga.
“Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras dipasaran, Bapanas sudah menugaskan perum Bulog untuk menyalurkan beras bantuan pangan dua alokasi yakni Juni dan Juli, Insyaallah akan disalurkan pada bulan Juli ini, penerima akan mendapatkan 10 kg beras per alokasi jadi total yang akan di terima sebanyak 20 kg,” ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini pihaknya memiliki CBP sekitar 19 ribu ton beras dari hasil serapan gabah petani yang dilakukan sejak akhir bulan Februari.
“Gabah ini diserap dari tiga Kabupaten yakni Mamasa, Majene dan Polman, masih ada digudang belum ada yang keluar. Kita masih menunggu,” jelasnya.